Teknologi bahan bakar menjadi topik yang semakin populer di Indonesia akhir-akhir ini. Hal ini tidak mengherankan, mengingat persediaan bahan bakar fosil semakin menipis dan harga bahan bakar semakin mahal. Dalam upaya menjaga keberlangsungan lingkungan hidup dan menghemat biaya, teknologi bahan bakar alternatif telah mulai diperkenalkan di Indonesia.
Salah satu contoh teknologi bahan bakar adalah penggunaan biofuel atau bahan bakar nabati. Bahan bakar nabati terbuat dari sumber daya alam seperti biji-bijian, sayuran, buah-buahan, dan limbah organik. Biofuel tidak hanya berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca, namun juga membantu memenuhi kebutuhan energi nasional dan mendukung pertanian dan industri lokal. Di Indonesia, pemerintah telah mengumumkan target untuk meningkatkan penggunaan biofuel mencapai 23 persen pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya mencapai sasaran emisi gas rumah kaca yang lebih rendah. Namun, masih ada tantangan dalam pengembangan teknologi bahan bakar alternatif tersebut, seperti ketersediaan sumber daya dan infrastruktur yang dibutuhkan.
Manfaat Teknologi Bahan Bakar untuk Masa Depan
Teknologi bahan bakar memegang peran penting dalam kehidupan modern. Dari transportasi hingga pembangkit listrik, kita bergantung pada bahan bakar untuk menjalankan berbagai aktivitas sehari-hari. Namun, sumber bahan bakar fosil semakin menipis, yang menimbulkan keprihatinan akan masa depan energi. Oleh karena itu, dikembangkanlah teknologi bahan bakar alternatif yang dapat memberikan manfaat besar bagi masa depan dunia.
Salah satu manfaat teknologi bahan bakar alternatif adalah mengurangi emisi gas rumah kaca. Bahan bakar fosil yang digunakan saat ini menghasilkan emisi yang menyebabkan perubahan iklim, pencemaran udara, dan kesehatan manusia yang buruk. Dengan menggunakan teknologi bahan bakar alternatif seperti biodiesel, etanol, dan hidrogen, emisi dapat dikurangi atau bahkan sepenuhnya dihilangkan. Hal ini dapat membantu menjaga lingkungan dan memperbaiki kualitas udara bagi manusia dan hewan.
Keuntungan lain dari teknologi bahan bakar alternatif adalah mendorong pengembangan ekonomi yang berkelanjutan. Bahan bakar alternatif memungkinkan pengembangan industri baru dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, negara yang mengandalkan impor bahan bakar dapat mengurangi ketergantungan mereka pada negara produsen bahan bakar utama, yang dapat meningkatkan ketahanan energi mereka.
Manfaat lain dari teknologi bahan bakar alternatif termasuk peningkatan efisiensi dan kinerja kendaraan dan peralatan. Misalnya, kendaraan listrik dan kendaraan hidrogen dapat memiliki efisiensi yang lebih baik daripada kendaraan bertenaga bahan bakar fosil, dan lebih sedikit memerlukan pemeliharaan. Teknologi bahan bakar juga bisa membantu mengurangi biaya operasional di semua sektor, karena sumber bahan bakar alternatif seperti energi surya dan angin memiliki biaya yang relatif lebih rendah daripada bahan bakar fosil.
Akhirnya, teknologi bahan bakar alternatif dapat membawa perubahan positif dalam bidang kesehatan manusia. Bahan bakar fosil dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti asma, penyakit jantung, dan kanker paru-paru. Sementara itu, teknologi bahan bakar alternatif dapat mengurangi emisi berbahaya yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil dan membantu mendorong penggunaan sumber energi yang bersih dan sehat. Ini dapat membantu mencegah masalah kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan cara yang signifikan.
Teknologi Bahan Bakar Hidrogen sebagai Alternatif Energi Bersih
Teknologi bahan bakar hidrogen merupakan alternatif energi bersih yang semakin banyak dilirik oleh negara-negara di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh kemampuan bahan bakar hidrogen untuk menghasilkan energi tanpa menghasilkan emisi karbon monoksida atau partikel berbahaya lainnya yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Tidak hanya itu, bahan bakar hidrogen juga dianggap sebagai bahan bakar masa depan yang paling berpotensi untuk menggantikan bahan bakar fosil yang semakin langka dan mahal.
Proses pembuatan bahan bakar hidrogen sendiri tergolong mudah, yaitu dengan menghasilkan hidrogen dari air menggunakan listrik. Selain itu, bahan bakar hidrogen juga memiliki daya energi yang sangat tinggi. Sebagai contoh, satu kilogram bahan bakar hidrogen dapat menghasilkan sekitar tiga kali lipat energi yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil yang sama beratnya. Hal ini menjadikan bahan bakar hidrogen sebagai pilihan yang sangat menarik untuk digunakan dalam semua jenis kendaraan, dari mobil hingga pesawat terbang.
Namun, ada beberapa kendala dalam penggunaan teknologi bahan bakar hidrogen saat ini. Salah satu kendala utama adalah biaya produksi. Pembuatan bahan bakar hidrogen masih membutuhkan energi yang tinggi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harga jualnya. Selain itu, infrastruktur yang diperlukan untuk menyimpan dan mendistribusikan bahan bakar hidrogen juga masih terbatas di banyak negara.
Meskipun demikian, banyak negara dan perusahaan di seluruh dunia yang sedang melakukan penelitian dan pengembangan terhadap teknologi bahan bakar hidrogen. Beberapa di antaranya bahkan telah memulai penggunaan mobil hidrogen di jalan raya. Dengan semakin banyaknya dukungan dan investasi untuk teknologi bahan bakar hidrogen, diharapkan kendala-kendala yang ada dapat diatasi dan teknologi ini dapat menjadi solusi masa depan untuk energi yang bersih dan berkelanjutan.
Keuntungan Teknologi Bahan Bakar Gas alam untuk Kendaraan
Teknologi bahan bakar gas alam saat ini menjadi ramai diperbincangkan sebagai salah satu solusi untuk mengurangi polusi udara. Bahan bakar gas alam atau yang sering disebut sebagai Compressed Natural Gas (CNG) merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan. Penggunaan bahan bakar gas alam pada kendaraan saat ini semakin digemari oleh masyarakat, khususnya di kota-kota besar. Lalu, apa saja keuntungan dari penggunaan teknologi bahan bakar gas alam untuk kendaraan?
Pertama, penggunaan bahan bakar gas alam pada kendaraan dapat mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan. Bahan bakar gas alam merupakan jenis bahan bakar yang lebih bersih daripada solar atau bensin. Hal ini dikarenakan bahan bakar gas alam tidak mengandung bahan yang dapat mencemari udara, seperti zat sulfur yang terdapat pada solar. Selain itu, pembakaran bahan bakar gas alam pada mesin kendaraan akan menghasilkan emisi karbon dioksida yang lebih rendah daripada penggunaan bahan bakar fosil lainnya.
Kedua, penggunaan bahan bakar gas alam pada kendaraan juga memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya. Meskipun harga per liter bahan bakar gas alam lebih mahal, namun konsumsi bahan bakar gas alam pada kendaraan jauh lebih hemat dibandingkan dengan bahan bakar solar atau bensin. Selain itu, harga bahan bakar gas alam lebih stabil dan terhindar dari fluktuasi harga yang sering terjadi pada bahan bakar fosil lainnya. Hal ini tentu bisa menjadi solusi untuk mengurangi biaya pengeluaran perjalanan rutin dengan kendaraan.
Ketiga, penggunaan bahan bakar gas alam pada kendaraan juga bisa memperpanjang umur mesin. Hal ini disebabkan bahan bakar gas alam memiliki kandungan zat aditif yang bisa melumasi komponen mesin. Pelumasan ini akan membuat semua komponen mesin menjadi lebih awet dan minim risiko kerusakan. Selain itu, bahan bakar gas alam juga bisa mengurangi kerak dan deposit yang menempel pada mesin kendaraan, sehingga mesin kendaraan bisa berjalan dengan lebih lancar dan hemat energi.
Keempat, penggunaan bahan bakar gas alam pada kendaraan bisa membantu penghematan devisa negara. Dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, maka tidak perlu impor bahan bakar fosil yang harganya cenderung fluktuatif dan terus mengikat negara dalam ketergantungan pada bahan bakar tersebut. Selain itu, bahan bakar gas alam merupakan sumber energi yang cukup melimpah dan terdapat banyak di Indonesia, yang artinya bisa menjadi potensi ekonomi bagi Indonesia.
Teknologi Bahan Bakar Berbasis Hidrogen
Teknologi bahan bakar berbasis hidrogen merupakan salah satu tren baru di dunia otomotif. Bahan bakar hidrogen sendiri adalah jenis bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi karbon dioksida. Hal ini membuat hidrogen dijadikan sebagai bahan bakar masa depan yang cukup menjanjikan.
Salah satu teknologi bahan bakar berbasis hidrogen yang banyak diperbincangkan adalah sel bahan bakar. Sel bahan bakar adalah alat yang memungkinkan hidrogen dan oksigen menghasilkan listrik, panas, dan air sebagai produk sampingan. Sel ini memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan mesin pembakaran internal, seperti daya beli yang lebih tinggi, efisiensi yang lebih baik, dan emisi yang jauh lebih rendah. Tidak hanya itu, sel bahan bakar juga lebih tahan lama dan memerlukan perawatan yang minimal.
Namun, teknologi sel bahan bakar masih memiliki kelemahan dalam hal infrastruktur. Karena teknologi ini masih tergolong baru, belum banyak tempat pengisian bahan bakar hidrogen yang tersedia di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari pemerintah dan industri untuk membangun infrastruktur yang memadai guna mendukung penggunaan teknologi bahan bakar berbasis hidrogen.
Selain itu, teknologi bahan bakar berbasis hidrogen juga masih memiliki tantangan dalam hal produksi dan penyimpanan bahan bakar hidrogen. Produksi hidrogen masih memerlukan energi dan biaya yang cukup besar sehingga membuat harga bahan bakar hidrogen lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar konvensional. Sedangkan penyimpanan bahan bakar hidrogen yang aman dan efektif juga masih menjadi tantangan yang harus diatasi.
Meskipun demikian, potensi teknologi bahan bakar berbasis hidrogen untuk menjadi bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan dan efisien cukup menjanjikan. Dengan dukungan dari pemerintah dan industri, serta inovasi dan pengembangan teknologi yang terus dilakukan, di masa depan teknologi ini mungkin akan semakin berkembang dan semakin mudah diakses oleh masyarakat.
Proses Pembuatan Biodiesel dari Bahan Bakar Nabati
Biodiesel adalah salah satu alternatif pengganti bahan bakar fosil yang memanfaatkan bahan baku nabati. Proses pembuatan biodiesel berasal dari pengolahan minyak nabati dengan bantuan katalisator dan metode transesterifikasi. Pada awalnya, minyak yang digunakan adalah minyak kasar seperti minyak jarak, kelapa, atau kedelai. Namun, kini pembuatan biodiesel juga dapat menggunakan limbah minyak jelantah dan lemak hewan sebagai bahan baku.
Proses pertama dalam pembuatan biodiesel adalah mencuci minyak nabati yang akan digunakan. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran dan air pada minyak nabati. Kemudian, minyak nabati yang sudah dicuci tersebut dicampur dengan metanol untuk menghasilkan senyawa ester dan gliserol. Pada tahap ini, katalisator juga ditambahkan sebagai pemicu reaksi transesterifikasi.
Setelah dicampur dan direaksikan, senyawa ester dan gliserol dipisahkan. Gliserol yang dihasilkan dari proses tersebut bisa menjadi bahan baku lain seperti sabun atau kosmetik. Sementara itu, senyawa ester yang dihasilkan telah menjadi biodiesel yang siap digunakan. Biodiesel yang dihasilkan ini bersih dari bahan kimia tambahan seperti timbal dan sulfur yang dapat dijumpai pada bahan bakar fosil.
Keuntungan dari pembuatan biodiesel adalah dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan dapat diperbarui. Namun, meskipun proses pembuatannya tergolong mudah, pembuatan biodiesel dapat menimbulkan limbah dalam jumlah besar yang perlu dikelola dengan baik untuk menghindari pencemaran lingkungan.
Keuntungan Menggunakan Bahan Bakar LPG sebagai Pengganti BBM Konvensional
LPG adalah kependekan dari Liquefied Petroleum Gas atau Gas Petroleum Terkondensasi. LPG merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang menggantikan bahan bakar minyak (BBM). Kendaraan yang menggunakan LPG disebut kendaraan gas atau mobil gas. LPG umumnya lebih murah daripada BBM, sehingga banyak orang yang mulai beralih ke penggunaan LPG sebagai bahan bakar kendaraannya.
Kelebihan menggunakan bahan bakar LPG adalah dapat menghemat biaya dan ramah lingkungan. Dalam hal penghematan biaya, bahan bakar LPG jauh lebih murah daripada BBM dengan penghematan yang lebih dari 50%, tergantung dari kondisi pasar. Selain itu, penggunaan LPG dapat memperpanjang umur mesin kendaraan karena adanya pengurangan karbon dan kotoran yang terdapat pada mesin.
Kelebihan lainnya adalah dari sisi lingkungan. Penggunaan LPG menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih dibandingkan dengan BBM. Selain itu, LPG memiliki sifat tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak sehingga aman digunakan untuk kendaraan. Memilih kendaraan yang menggunakan LPG sebagai bahan bakar juga dapat menjadi bentuk kontribusi pada lingkungan.
Namun, ada juga beberapa kelemahan penggunaan LPG sebagai bahan bakar kendaraan. Salah satunya adalah kendaraan harus memiliki konversi khusus untuk bisa menggunakan LPG. Konversi tersebut juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, di beberapa kawasan, pengisian LPG sulit ditemukan sehingga pengguna kendaraan perlu memerhatikan daerah pengisian LPG terdekat ketika akan membawa mobil keluar daerah.
Penggunaan Batu Bara sebagai Bahan Bakar Listrik
Batu bara adalah salah satu jenis bahan bakar fosil yang banyak digunakan baik untuk penghasilan listrik maupun untuk kepentingan lainnya. Penggunaan batu bara sebagai bahan bakar listrik tergolong sangat ekonomis dan murah. Hal itu dikarenakan sumber batu bara lebih melimpah dibandingkan dengan jenis bahan bakar fosil lainnya.
Penggunaan batu bara sebagai bahan bakar listrik memiliki sejumlah keuntungan, yaitu dapat memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah besar dan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan pemakaian bahan bakar listrik lainnya. Selain itu, proses pembuatan energi listrik yang menggunakan bahan bakar batu bara relatif lebih mudah dan terjangkau. Sebab itu, penggunaan bahan bakar batu bara untuk pembangkit listrik menjadi sangat populer sejak berpuluh-puluh tahun yang lampau.
Kendati begitu, penggunaan batu bara sebagai sumber listrik juga memunculkan sejumlah dampak buruk bagi lingkungan seperti pencemaran udara, pemanasan global, dan perubahan iklim. Pembakaran batu bara menghasilkan gas-gas polutan seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida, yang tingkat keberadaannya tinggi berdampak pada kesehatan lingkungan. Maka penggunaan bahan bakar ini harus diimbangi dengan pengolahan limbah yang optimal agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Bioetanol: Bahan Bakar Ramah Lingkungan Berbasis Tanaman Pangan
Bioetanol adalah jenis bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengolahan tanaman pangan seperti jagung, tebu, dan singkong. Bioetanol dapat digunakan sebagai bahan bakar pada kendaraan sebagai pengganti BBM. Apabila digunakan dalam jumlah yang tepat, bioetanol dapat menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.
Proses pembuatan bioetanol berasal dari pengolahan tanaman pangan sebagai bahan baku. Pengolahan dilakukan dengan cara fermentasi tanaman dengan bantuan ragi atau bakteri. Setelah proses fermentasi selesai, bahan mentah yang dihasilkan dimurnikan dan diolah melalui proses destilasi hingga menjadi bahan bakar ethanol yang siap digunakan.
Kelebihan dari penggunaan bioetanol adalah dapat meredam pemanasan global dan juga menghasilkan energi bersih yang ramah lingkungan. Selain itu, bahan bakar ini membuat mesin kendaraan lebih awet karena tidak membentuk kerak seperti BBM umumnya. Selain sebagai pengganti BBM, bioetanol juga dapat meningkatkan nilai jual buah hasil pertanian yang digunakan sebagai bahan bakarnya.
Namun, ada beberapa kelemahan dari penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar. Yang pertama adalah harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan BBM konvensional. Kedua, saat ini belum banyak kendaraan yang memangsi bujakan bioetanol sebagai bahan bakar, yang ada adalah kendaraan dengan fitur bahan bakar fleksibel yang dapat memanfaatkan bioetanol dan BBM. Kendaraan yang didesain khusus dengan teknologi hybrid atau listrik harus melakukan konversi khusus untuk dapat menggunakan bahan bakar yang berasal dari tanaman pangan ini.
Pengaruh Teknologi Bahan Bakar Terhadap Lingkungan
Teknologi bahan bakar modern telah memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan. Dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas, dan batubara telah meningkat secara dramatis. Hal ini menyebabkan konsumsi energi yang sangat tinggi dan meningkatkan emisi gas rumah kaca seperti CO2 yang berdampak pada perubahan iklim global.
Pengembangan teknologi bahan bakar alternatif menjadi solusi untuk masalah lingkungan. Salah satu contohnya adalah penggunaan bahan bakar bio-based seperti biodiesel dan bio-etanol yang bisa dihasilkan dari limbah sisa pertanian dan perkebunan. Teknologi ini juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dan mengurangi emisi gas berbahaya seperti NOx dan SOx.
Namun, teknologi bahan bakar alternatif juga memiliki kelemahan seperti biaya produksi yang lebih mahal dan infrastruktur yang masih kurang dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Selain itu, beberapa bahan bakar alternatif seperti hidrogen sulit untuk diproduksi secara masal dan membutuhkan infrastruktur khusus untuk distribusinya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk memperkuat pengembangan teknologi bahan bakar alternatif serta infrastruktur pendukungnya. Selain itu, perlu dilakukan edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan untuk berkontribusi pada kelestarian alam bagi generasi mendatang.
Akhir Kata
Dalam era modern ini, teknologi bahan bakar semakin berkembang pesat. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan energi, teknologi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan pun semakin dicari. Banyak perusahaan besar dan negara-negara maju bersama-sama merancang teknologi bahan bakar ramah lingkungan yang dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam proses ini, para insinyur dan ilmuwan juga terus berdedikasi untuk melakukan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan lebih banyak teknologi bahan bakar yang efisien dan ramah lingkungan.
Namun, kita tidak perlu menunggu hingga teknologi bahan bakar ramah lingkungan tercipta sepenuhnya. Kita bisa mulai mempraktikkan beberapa hal sederhana seperti mengurangi penggunaan kendaraan dan memilih menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Dengan memulai hal-hal sederhana ini, kita sudah ikut serta dalam membuat lingkungan yang lebih baik.
Dengan demikian, artikel ini diharapkan bisa memberikan gambaran yang kiranya bermanfaat bagi pembaca mengenai teknologi bahan bakar dalam segi efisiensi dan dampak lingkungan. Terima kasih telah membaca artikel ini dan kami akan senang jika kalian dapat berkunjung lagi di website kami untuk membaca artikel menarik lainnya.
FAQ Teknologi Bahan Bakar
1. Apa itu teknologi bahan bakar?
Teknologi bahan bakar merujuk pada teknologi yang berkaitan dengan bahan bakar untuk kendaraan, mesin, dan alat-alat lainnya. Bahan bakar adalah substansi yang digunakan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan mesin. Teknologi bahan bakar berfokus pada pengembangan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaannya. Teknologi bahan bakar juga mencakup pengembangan mesin yang lebih efisien dalam mengolah bahan bakar dan menghasilkan tenaga.
2. Apa yang dimaksud dengan bahan bakar alternatif?
Bahan bakar alternatif adalah jenis bahan bakar yang bukan berasal dari minyak bumi. Contohnya adalah biofuel, LNG (liquid natural gas), biogas, hydrogen, dan sebagainya. Bahan bakar alternatif dipilih karena lebih ramah lingkungan dan dalam beberapa kasus juga lebih efisien dalam penggunaannya. Bahan bakar alternatif banyak dikembangkan sebagai alternatif bagi penggunaan bahan bakar fosil yang semakin langka dan berdampak negatif pada lingkungan.
3. Apa kelebihan menggunakan bahan bakar alternatif?
Kelebihan menggunakan bahan bakar alternatif antara lain lebih ramah lingkungan karena emisi yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Beberapa jenis bahan bakar alternatif juga lebih efisien dalam penggunaannya dan bisa menghemat biaya. Selain itu, penggunaan bahan bakar alternatif juga bisa membantu dalam mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya mineral yang semakin langka dan mahal. Pemanfaatan bahan bakar alternatif juga bisa menjadi salah satu cara mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim.
4. Apa saja jenis-jenis bahan bakar alternatif yang ada?
Berikut beberapa jenis bahan bakar alternatif:
- Biofuel, misalnya biodiesel, bioetanol, dan biogas
- LNG (liquid natural gas) dan CNG (compressed natural gas)
- Hydrogen
- Biobutanol
- Panas matahari
- Nuclear energy
Setiap jenis bahan bakar alternatif memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan tingkat kematangan teknologi untuk masing-masing jenis juga berbeda-beda.
5. Apa tantangan dalam pengembangan teknologi bahan bakar alternatif?
Beberapa tantangan dalam pengembangan teknologi bahan bakar alternatif antara lain masih rendahnya kematangan teknologi sehingga terkendala pada amplop ekonomi. Biaya pengembangan bahan bakar alternatif yang seringkali tinggi juga menjadi kendala dalam pengembangan teknologi bahan bakar alternatif. Tantangan lainnya adalah menghadapi industri yang dominan dengan menggunakan bahan bakar fosil, belum adanya standar dan regulasi yang jelas untuk penggunaan bahan bakar alternatif serta adanya hambatan kebijakan dari pemerintah.
6. Apa dampak penggunaan teknologi bahan bakar pada lingkungan?
Penggunaan teknologi bahan bakar alternatif memiliki dampak yang lebih baik pada lingkungan. Dengan menggunakan bahan bakar alternatif maka emisi yang dihasilkan selama proses pembakaran menjadi berkurang dan gas yang dihasilkan menjadi lebih bersih, seperti karbon dioksida dan air. Selain itu, bahan bakar alternatif dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam yang terbatas dan cenderung mengandung gas-gas rumah kaca. Namun, tentunya juga terdapat dampak yang mungkin negative ditimbulkan selama proses pengembangan teknologi alternatif tersebut.
7. Apa peran pemerintah dalam pengembangan teknologi bahan bakar alternatif?
Pada dasarnya, pemerintah memiliki peran penting dalam pengembangan teknologi bahan bakar alternatif karena memiliki kemampuan untuk mengatur kebijakan dan regulasi terkait dengan industri tersebut. Pemerintah dapat menjadi pengatur sehingga pembelian atau impor bahan bakar fosil tetap menjadi batasannya dan memberikan stimulus yang cukup bagi industri pengembangan teknologi bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan, misalnya anugerah berkala atau pemberian keringanan pajak.